1.
DEFINISI ETIKA
Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari
kata Yunani ETHOS yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan
ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh
beberapa ahli berikut ini : – Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai
pandangan manusia dalam berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. – Drs.
Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat
ditentukan oleh akal. – Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat
yang berbicara mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia
dalam hidupnya.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan
manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya
melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia
untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.
Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan
apa yang perlu kita lakukan dan yangpelru kita pahami bersama bahwa etika ini
dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian
etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi
kehidupan manusianya.
Pengertian Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani
yaitu “Ethos”, yang artinya watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom).
Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah
dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang yang
artinya juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan
perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk.
Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan
sehari-hari terdapat perbedaan, ialah moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan
yang dilakukan. Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar,
prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su). Akhlak (Arab), berarti
moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
Istilah
lain yang identik dengan etika, yaitu:
- Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sila) yang lebih baik (su).
- Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak.
- Filsuf Aristoteles, dalam bukunya Etika Nikomacheia, menjelas¬kan tentang pembahasan Etika.
- Terminius Techicus, Pengertian etika dalam hal ini ialah, etika dipelajari untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan manusia.
- Manner dan Custom, Membahas etika yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat manusia (In herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
Definisi
Etika Menurut Para Ahli :
a.
Menurut
Maryani dan Ludigdo
Etika
ialah seperangkat aturan atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku
manusia,baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang di anut
oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau prifesi.
b.
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia
Etika ialah nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
c.
Menurut
Aristoteles
Di
dalam bukunya yang berjudul Etika Nikomacheia, Pengertian etika
dibagi menjadi dua yaitu, Terminius Technicus yang artinya etika dipelajari
untuk ilmu pengetahuan yang mempelajari masalah perbuatan atau tindakan
manusia. dan yang kedua yaitu, Manner dan Custom yang artinya membahas etika
yang berkaitan dengan tata cara dan kebiasaan (adat) yang melekat dalam kodrat
manusia (in herent in human nature) yang terikat dengan pengertian “baik dan
buruk” suatu tingkah laku atau perbuatan manusia.
d.
Menurut
Kamus Webster
Etika ialah suatu ilmu
yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.
e.
Menurut
Ahli filosofi
Etika ialah sebagai suatu
studi formal tentang moral.
f.
Menurut
Ahli Sosiologi
Etika ialah dipandang
sebagai adat istiadat,kebiasaan dan budaya dalam berperilaku.
2.
DEFINISI PROFESI DAN PROFESIONALISME
PROFESI
Profesi
adalah kata
serapan dari sebuah kata dalam bahasa Inggris "Profess", yang
bermakna: "Janji untuk memenuhi kewajiban melakukan suatu tugas khusus
secara tetap/permanen". Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi
diartikan sebagai "bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian
(seperti ketrampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu." Dalam pengertian
ini, dapat dipertegas bahwa profesi merupakan pekerjaan yang harus dikerjakan
dengan bermodal keahlian, ketrampilan dan spesialisasi tertentu.
Profesi
adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu
pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode
etik, serta proses sertifikasidan lisensi yang khusus untuk bidang profesi
tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan,
militer, teknik desainer, tenaga pendidik.
Definisi Profesi adalah kelompok lapangan kerja yang dalam melaksanakan kegiatannya membutuhkan ketrampilan atau keahlian khusus yang didapatkan dari penguasaan pengetahuan dan pendidikan tinggi untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Nilai moral profesi :
- Berani berbuat untuk memenuhi tuntutan profesi
- Menyadari kewajiban yang harus dipenuhi selama menjalankan profesi
- Idealisme sebagai perwujudan makna misi organisasi profesi
Profesi adalah pekerjaan, namun tidak semua pekerjaan adalah profesi. Profesi mempunyai karakteristik sendiri yang membedakannya dari pekerjaan lainnya.Daftar karakteristik ini tidak memuat semua karakteristik yang pernah diterapkan pada profesi, juga tidak semua ciri ini berlaku dalam setiap profesi
PROFESIONALISME
Profesionalisme adalah ide atau aliran yang bertujuan mengembangkan profesi agar profesi yang dilaksanakan mengacu pada norma standar dan kode etik serta memberikan layanan terbaik kepada klien / konsumennya. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Profesionalisme adalah ide atau aliran yang bertujuan mengembangkan profesi agar profesi yang dilaksanakan mengacu pada norma standar dan kode etik serta memberikan layanan terbaik kepada klien / konsumennya. Profesionalisme adalah sebutan yang mengacu kepada sikap mental dalam bentuk komitmen dari para anggota suatu profesi untuk senantiasa mewujudkan dan meningkatkan kualitas profesionalnya.
Dalam Kamus Kata-Kata Serapan Asing Dalam Bahasa Indonesia, karangan J.S. Badudu (2003), definisi profesionalisme adalah mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau ciri orang yang profesional. Sementara kata profesional sendiri berarti: bersifat profesi, memiliki keahlian dan keterampilan karena pendidikan dan latihan, mendapatkan bayaran karena keahliannya itu.
Sikap seorang professional dalam melakukan pekerjaannya adalah :
- Komitmen tinggi
- Tanggung jawab
- Berfikir sistematis
- Penguasaan materi
- Menjadi bagian masyarakat profesional
Prinsip Kerja Profesional
- Holistic (Keseluruhan)
- Optimal (terbaik)
- Longlife Learner (belajar seumur hidup)
- Integrity (kejujuran)
- Sharp (berpikir tajam)
- Team Work (kerjasama)
- Innovation (inovasi)
- Communication (komunikasi)
3.
KODE ETIK KEDOKTERAN INDONESIA
Merupakan pedoman bagi dokter
Indonesia anggota IDI dalam melaksanakan praktek kedokteran. Tertuang dalam SK
PB IDI no 221/PB/A.4/04/2002 tanggal 19 April 2002 tentang penerapan Kode Etik
Kedokteran Indonesia.
Kode Etik Kedokteran Indonesia
pertama kali disusun pada tahun 1969 dalam Musyawarah Kerja Susila Kedokteran
Indonesia. Dan sebagai bahan rujukan yang dipergunakan pada saat itu adalah
Kode Etik Kedokteran Internadional yang telah disempurnakan pada tahun 1968
melalui Muktamar Ikatan Dokter Sedunia ke 22, yang kemudian disempurnakan lagi
pada MuKerNas IDI XIII, tahun 1983.
KEWAJIBAN UMUM
a. Pasal1
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Dokter.
Setiap dokter harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah Dokter.
b. Pasal2
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standard profesi yang tertinggi.
Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan standard profesi yang tertinggi.
c. Pasal3
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
Dalam melakukan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh dipengaruhi oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.
d. Pasal4
Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang bersifat memuji diri.
e. Pasal5
Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.
Tiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya tahan psikis maupun fisik hanya diberikan untuk kepentingan dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan pasien.
f. Pasal6
Setiap dokter harus senantiasa berhati hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan tehnik atau pengobatanbaru yang belum diuji kebenarannya dan hal hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
Setiap dokter harus senantiasa berhati hati dalam mengumumkan dan menerapkan setiap penemuan tehnik atau pengobatanbaru yang belum diuji kebenarannya dan hal hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.
g. Pasal7
Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya..
Seorang dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri kebenarannya..
h. Pasal7a
Seorang dokter harus, dalam setiappraktek medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang ( compassion ) dan penghormatan atas martabat manusia.
Seorang dokter harus, dalam setiappraktek medisnya, memberikan pelayanan medis yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang ( compassion ) dan penghormatan atas martabat manusia.
i.
Pasal7b
Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dansejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien.
Seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dansejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien.
j.
Pasal7c
Seorang dokter harus menghormati hak hak pasien, hak hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.
Seorang dokter harus menghormati hak hak pasien, hak hak sejawatnya, dan hak tenaga kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.
k. Pasal7d
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup mahluk insani.
Setiap dokter harus senantiasa mengingat akan kewajiban melindungi hidup mahluk insani.
l.
Pasal8
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh ( promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar benarnya.
Dalam melakukan pekerjaannya seorang dokter harus memperhatikan kepentingan masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh ( promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif ), baik fisik maupun psiko-sosial, serta berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar benarnya.
m. Pasal9
setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat dibidang kesehatan dan bidang lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP PASIEN
a. Pasal10
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ini ia tidak mampu melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.
b. Pasal11
Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.
Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam masalah lainnya.
c. Pasal12
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
d. Pasal13
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu tugas perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP TEMAN SEJAWAT
a.
Pasal14
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.
b.
Pasal15
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.
KEWAJIBAN DOKTER TERHADAP DIRI SENDIRI
a. Pasal16
Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.
Setiap dokter harus memelihara kesehatannya, supaya dapat bekerja dengan baik.
b. Pasal17
Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran/kesehatan.
Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran/kesehatan.
PELANGGARAN KODE ETIK KEDOKTERAN
Kasus Malpraktek
Contoh nyatanya adalah kasus
Drs. Irwanto PhD, peneliti dari Universitas Atmajaya, Jakarta, yang lumpuh
akibat dokter salah mendiagnosis dan kasus Fellina Azzahra (16 bulan ), bocah
yang ususnya bocor setelah dioperasi di Rumah Sakit Karya Medika, Cibitung,
Bekasi. Terhadap tindakan medical errors yang diduga malapraktik itu tidak ada
pertanggungjawaban, baik secara profesi maupun hukum. Di republik ini,
kesalahan pengobatan oleh dokter tidak teratur secara khusus, malah dalam
Rancangan Undang-undang Praktik Kedokteran yang disetujui Komisi VII DPR, Rabu
(25/8) lalu, kasus malapraktik sama sekali tidak disinggung. Dalam kasus
malapraktik dokter, sebenarnya ada dua pelanggaran profesi dan pelanggaran
hukum. Namun, selama ini dalam setiap kasus malapraktik, dokter selalu berada
di pihak yang benar. Keluhan yang secara lansung diajukan pasien selalu ditolak
dan dan dimentahkan dengan berbagai argumentasi medis dan alasan teknis.
Akibatnya, kerugian kesehatan dan material selalu melekat dalam diri pasien,
sedangkan dokter tidak sedikitpun tersentuh tanggung jawab dan nurani
kemanusiaannya. Semua ini disebabkan tidak ada payung hukum yang bisa dijadikan
dasar penyelesaian kasus itu. Undang-undang (UU) Kesehatan nomor 23 Tahun 1992
pun tak dapat digunakan untuk menangani pelanggaran atau kelalaian dokter. UU
ini hanya di desain untuk diperjelas lebih lanjut dengan 29 peraturan
pemerintah (PP) yang hingga kini baru terbentuk enam PP. Aturan lebih lanjut
yang tidak ada itu antara lain menyangkut standar pelayanan medis dan standar
profesi. Ketiadaan aturan itu membuat bangsa ini tidak dapat mendifinisikan
mana yang disebut malapraktik, kegagalan, kelalaian, atau kecelakaan.
Selama ini masyarakat yang
menggugat dokter kepengadilan karena merasa tindakan dokter itu merugikan atau
mencelakakan pasiennya, sekedar menggunakan pasal-pasal Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP). ”Dokter diperlakukan seakan-akan bandit menghilangkan
nyawa orang di pasar. Padahal dokter tenaga profesional, tentu saja tuntutan
itu sangat lemah dan tidak tepat,” ujar Marius Widjajarta dari Yayasan
Pemberdayaan Konsumen Kesehatan. Ada pula yang mencoba mengajukan tuntutan
dengan menggunakan UU N0 8/ 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Namun, hasilnya
belum memuaskan rasa keadilan. ”UU belum memperhatikan itu apakah akan
diserahkan sepenuhnya kepada ikatan profesinya ataukah bisa juga dalam batas
tertentu diambil alih sebagai bagian dari proses hukum biasa,” ungkap Ketua
Mahkamah Agung Bagir Manan.
Terhadap pelanggaran yang
sifatnya hukum, ada pendapat apakah pelanggaran profesi itu tidak diarahkan
kepada ganti rugi saja. Apakah harus dipidana. Itu harus ditimbang-timbang
manakah yang paling cocok bagi kepentingan korban. Mestinya, dalam menyikapi
persoalan malpraktik harus berorentasi kepada korban. Bagaimana memulihkan
korban dan apa yang dilakukan jika korban meninggal dunia. Sayang, sistem hukum
dinegeri ini pada mumnya belum memperhatikan persoalan itu. ”Walaupun belum ada
standar, tetapi praktik standar profesi sudah ada sejak dahulu. Semisal sekolah
profesi hukum atau dokter sudah mengenalkan hal itu seperti sumpah Socrates,”
ungkap Bagir Manan saat mempersoalkan belum adanya standar pelayanan medis dan
rumah sakit. Apakah esprit de corp telah menimbulkan kesulitan menghadirkan
dokter sebagai saksi ahli dalam proses hukum malpraktik? Menurut Bagir, ini
adalah tanggung jawasb profesi sehingga kalau dipanggil pengadilan seharusnya
seorang profesional hadir. Sistem ini di Amerika Serikat disebut sebagai
subpoena, jika dipanggil untuk memberikan kesaksian tetapi mangkir tanpa alasan
sah, seseorang dapat dikenai pidana. Di Indonesia pun seharusnya bisa dipanggil
paksa. Solusi ideal terhadap persoalan malpraktik ini tentunya memprioritaskan
penanganan keluarga atau korban, penguatan lembaga penegakan etik profesi, dan
tindakan subpoena terhadap para saksi ahli yang enggan hadir di pengadilan.
Secara objektif tindakan malpraktik terpulang kepada disiplin profesi
kedokteran. Dominasi kehendak untuk melakukan tindakan selamat-tidaknya seorang
pasien yang di tangani ada ditangan dokter.
Namun malpraktik dalam profesi
kedokteran agak sulit dicabut. Begitu juga dari sisi kompetensi peradilan,
mungkin hanya memperpanjang birokrasi bila ditangani bukan oleh peradilan umum.
Wacana yang terakhir ini tak mustahil terjadi. ”Untuk membuktikan ada tidaknya
malpraktik, kasus akan dibawa ke Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran
Indonesia (MKDKI),” ujar Menteri Kesehatan (Menkes) Achmad Sujudi. Jika
terbukti adanya malpraktik, kasus itu bisa dilanjutkan ke perkara perdata.
Menurut Menkes, bisa saja kasus ini di bawa ke pidana jika dokter yang menjadi
saksi ahli di MKDKI menolak menilai rekannya. Namun sebelumnya cari dulu dokter
yang lain lagi. Akan tetapi, kelalaian yang terjadi dalam kegiatan pemberian terapi
yang dilakukan dokter bukan kelalaian atau kesalahan yang bersifat
organisatoris. Artinya, bukan tertuju kepada pribadi yang berkaitan dengan
disiplin. Kelalaian itu bersifat pelayanan publik sehingga implikasinya adalah
implikasi publik alias tindakan pidana umum. ” Jadi, bukan implikasi internal
yang berkonotasi pelanggaran disiplin, ” ujar Kamri A, staf pengajar di
Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia Makassar. Jika bersifat pidana,
kelalaian itu merupakan kompetensi peradilan umum. Misalnya seorang dokter yang
salah mendiagnosis seoarang pasien, lalu obat yang diberikan adalah berdasarkan
hasil diagnosis yang salah itu, maka dapat dipastikan bahwa yang menjadi korban
adalah pasien. Sesungguhnya kelalaian ini masuk katagori tindak pidana sebagaimana
diatur dalam pasal 359 KUHP. Atau meninggalkan seorang pasien yang memerlukan
pertolongan seperti diatur dalam pasal 304 KUHP. Tindakan itu adalah
malapraktik yang tentu menjadi kompetensi peradilan umum. Kesalahan dalam
praktik medis tak mungkin dihilangkan seperti pada mesin dan komputer. ”Manusia
bukan mesin dan setiap kasus pasien tak pernah betul-betul identik,” papar ahli
Kesehatan, Prof Iwan Darmansjah.
Mengutip Atul Gawande, ahli bedah, dalam complications, data statistik kasus autopsi (bedah mayat) di Amerika Serikat yang menyebut dokter gagal mendiagnosa 25 pasien dari infeksi fatal, 33 persen dari serangan jantung, dan hampir dua per tiga dari kasus emboli paru. Selain itu, 40 persen penyebab kematian yang di cantumkan tidak benar. Seorang patolog, Goerge Lundbreg, di Journal of the American Medical Association melaporkan, keadaan ini tidak berubah sejak tahun 1938 hingga tahun 1960-1970 -1980 an. Sebab daerah kelabu dalam ilmu kedokteran sangat besar. Profesi medik cenderung membuat kesalahan (fallible), namun hanya sebagian kecil yang berakhir dengan cedera atau bahkan kematian pada pasien. Medical errors dapat dibagi dalam beberapa kategori, misalnya sekali-sekali atau sering, tidak serius dan serius (termasuk kematian), serta dicegah atau tidak. Jenisnya juga dapat beragam, seperti kesalahan dalam diagnostik, pengobatan, atau tindakan seperti operasi. Yang paling mengerikan ialah bila kesalahan itu disengaja demi tambahan imbalan. Medical errors jenis ini tergolong malapraktik sejati. Karena itu, sistem harus bisa menjaga dan bereaksi terhadap kesalahan seperti ini. Tentu tidak semua medical errors termasuk malapraktik dan tidak semua medical errors harus dihukum. Kesalahan yang tidak disengaja dan manusiawi barangkali tak perlu masuk pengadilan. Praktik kedokteran dalam pengertian luas hakekatnya merupakan perwujudan idealisme dan spirit pengabdian seorang dokter sebagaimana yang di ikrarkan dalam sumpah dokter dan kode etik kedokteran Indonesia. Dalam perkembangannya, seluruh aspek kehidupan di dunia ini mengalami perubahan paradigma, termasuk dalam profesi kedokteran. Akibatnya, terjadi pula perubahan orieantasi dan motivasi pengabdian pada diri sebagian dokter. Sebagai dampak perubahan yang semakin global, individualistik, materialistik, dan hedonistik, maka perilaku dan sikap tindak profesioanal di sebagian kalangan dokter juga berubah. Masyarakat kemudian memandang negatif profesi kedokteran setelah menyaksikan maraknya praktik-praktikyang semakin jauh dari nilai-nilai luhur sumpah dokter dan kedokteran.
Masyarakat (pasien), yang dalam konteks kontrak terapeutik juga disebut konsumen, perlu dilindungi dari perilaku hedonistik dan unethical para oknum dokter itu. Kalau tidak, kasus Irwanto, Fellina Azzahra, dan korban lain yang mati sekalipun, cukup diselesaikan dengan minta ”maaf” saja.
Mengutip Atul Gawande, ahli bedah, dalam complications, data statistik kasus autopsi (bedah mayat) di Amerika Serikat yang menyebut dokter gagal mendiagnosa 25 pasien dari infeksi fatal, 33 persen dari serangan jantung, dan hampir dua per tiga dari kasus emboli paru. Selain itu, 40 persen penyebab kematian yang di cantumkan tidak benar. Seorang patolog, Goerge Lundbreg, di Journal of the American Medical Association melaporkan, keadaan ini tidak berubah sejak tahun 1938 hingga tahun 1960-1970 -1980 an. Sebab daerah kelabu dalam ilmu kedokteran sangat besar. Profesi medik cenderung membuat kesalahan (fallible), namun hanya sebagian kecil yang berakhir dengan cedera atau bahkan kematian pada pasien. Medical errors dapat dibagi dalam beberapa kategori, misalnya sekali-sekali atau sering, tidak serius dan serius (termasuk kematian), serta dicegah atau tidak. Jenisnya juga dapat beragam, seperti kesalahan dalam diagnostik, pengobatan, atau tindakan seperti operasi. Yang paling mengerikan ialah bila kesalahan itu disengaja demi tambahan imbalan. Medical errors jenis ini tergolong malapraktik sejati. Karena itu, sistem harus bisa menjaga dan bereaksi terhadap kesalahan seperti ini. Tentu tidak semua medical errors termasuk malapraktik dan tidak semua medical errors harus dihukum. Kesalahan yang tidak disengaja dan manusiawi barangkali tak perlu masuk pengadilan. Praktik kedokteran dalam pengertian luas hakekatnya merupakan perwujudan idealisme dan spirit pengabdian seorang dokter sebagaimana yang di ikrarkan dalam sumpah dokter dan kode etik kedokteran Indonesia. Dalam perkembangannya, seluruh aspek kehidupan di dunia ini mengalami perubahan paradigma, termasuk dalam profesi kedokteran. Akibatnya, terjadi pula perubahan orieantasi dan motivasi pengabdian pada diri sebagian dokter. Sebagai dampak perubahan yang semakin global, individualistik, materialistik, dan hedonistik, maka perilaku dan sikap tindak profesioanal di sebagian kalangan dokter juga berubah. Masyarakat kemudian memandang negatif profesi kedokteran setelah menyaksikan maraknya praktik-praktikyang semakin jauh dari nilai-nilai luhur sumpah dokter dan kedokteran.
Masyarakat (pasien), yang dalam konteks kontrak terapeutik juga disebut konsumen, perlu dilindungi dari perilaku hedonistik dan unethical para oknum dokter itu. Kalau tidak, kasus Irwanto, Fellina Azzahra, dan korban lain yang mati sekalipun, cukup diselesaikan dengan minta ”maaf” saja.
Sumber
STANDAR TEKNIK
1.1
Standard
Teknik
Standard Teknik adalah merupakan serangkaian persyaratan yang harus dipenuhi oleh bahan, produk, atau layanan. Jika bahan, produk atau jasa gagal memenuhi satu atau lebih dari spesifikasi yang berlaku, mungkin akan disebut sebagai berada di luar spesifikasinya.
Dibawah ini merupakan point-point ketentuan yang ada didalam standar kerja diantaranya sebagai berikut :
- Langkah-langkah kerja (step by step) yang harus dilakukan
- Perlengkapan kerja yang dibutuhkan
- Standar mutu hasil kerja masing-masing orang
- Kompetensi yang dibutuhkan oleh pekerjaan tersebut
Dibawah ini adalah contoh standar
teknik yang berada di dalam negeri dan diluar negeri :
1. ASME (American Society of Medical Engineers)
ASME adalah salah satu organisasi stadar didunia yang menghasilkan sekitar 600 kode dan standar, mencakup bidang teknis, seperti komponen boiler, lift, pengukuran aliran fluida dalam saluran tertutup, crane, perkakas tangan, kancing dan peralatan mesin.
2. ANSI ( AMERICAN NATIONAL STANDARDS INSTITUTE )
Sebagai suara standar AS dan sistem penilaian kesesuaian, American National Standards Institute (ANSI) memberdayakan anggotanya dan konstituen untuk memperkuat posisi pasar AS dalam ekonomi global sambil membantu untuk menjamin keselamatan dan kesehatan konsumen dan perlindungan dari lingkungan.
3.ASTM (American Society for Testing and Materials)
ASTM adalah organisasi internasional sukarela yang mengembangkan standarisasi teknik untuk material, produk, sistem dan jasa. ASTM Internasional yang berpusat di Amerika Serikat.
4. TEMA (Tubular Exchanger Manufacturers Association)
TEMA adalah organisasi progresif dengan mata ke masa depan. Anggota pasar sadar dan secara aktif terlibat, pertemuan beberapa kali setahun untuk mendiskusikan tren terkini dalam desain dan manufaktur. Organisasi internal meliputi berbagai subdivisi berkomitmen untuk memecahkan masalah teknis dan meningkatkan kinerja peralatan. Upaya teknis koperasi menciptakan jaringan yang luas untuk pemecahan masalah, menambah nilai dari desain untuk fabrikasi.
5. JIS (Japanese ndustrial Standar) Nippon Kogyo kikaku
Menentukan standar yang digunakan untuk kegiatan industri di jepang. Proses standarisasi dikordinasi oleh komite standar industsi di jepang dan dipublikasikan melalui Japan Standards Association.
6. DIN (Deutsches Institut fur Normung)
merupakan Institut jerman untuk Standardisasi, menawarkan pengembangan layanan untuk industri, negara dan masyarakat keseluruhan.
7. API ( American Petroleum Institute )
API adalah standard yang dibikin oleh American Petroleum Institute untuk memberikan ranking bagi viskositas dan kandungan oli yang berlaku. Ijin oli dari berbagai perusahaan yang berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard bobot viskositas. Juga ijin oli dari berbagai perusahaan berbeda dibandingkan dalam rangka menciptakan standard formulasi isi kandungan oli ( terutama untuk meyakinkan isi kandungan oli sesuai dengan aturan system control polusi yang dikeluarkan pemerintah, seperti katalitik converter, tetapi standard ini lebih mengacu pada oli untuk mesin mobil daripada untuk mesin motor.
8. BSI
BSI Standar adalah Inggris Badan Standar Nasional (NSB) dan merupakan pertama di dunia. Ia mewakili kepentingan Inggris ekonomi dan sosial di semua organisasi standar Eropa dan internasional dan melalui pengembangan solusi informasi bisnis untuk organisasi Inggris dari semua ukuran dan sektor. BSI Standar bekerja dengan industri manufaktur dan jasa, bisnis, pemerintah dan konsumen untuk memfasilitasi produksi standar Inggris, Eropa dan internasional.
Bagian dari BSI Group, BSI Standar
memiliki hubungan kerja yang erat dengan pemerintah Inggris, terutama melalui
Departemen Inggris untuk Bisnis, Inovasi dan Keterampilan (BIS).
9. SNI (Stndar
Nasional Indonesia)
adalah satu-satunya standar yang berlaku secaara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh panitia teknis dan ditetapkan oleh BSN.
1.2 Standar Manajemen
1.
STANDAR MANAJEMEN MUTU
Standar manajemen adalah struktur
tugas, prosedur kerja, sistem manajemen dan standar kerja dalam bidang
kelembagaan, usaha serta keuangan. Namun pengertian standar manajemen mutu,
yaitu untuk mendukung standarisasi pada setiap mutu produk yang di hasilkan
perusahan maka hadirlah Organisasi Internasional untuk Standarisasi yaitu
Internasional Organization for Standardization (ISO) berperan sebagai badan
penetap standar internasional yang terdiri dari wakil-wakil badan standarisasi
nasional setiap Negara.
ISO didirikan pada 23 februari 1947, ISO menetapkan standar-standar industrial dan komersial dunia, ISO adalah jaringan institusi standar nasional dari 148 negara, pada dasarnya satu anggota pernegara, ISO bukan organisasi pemerintah ISO
menempati posisi spesial diantara pemerintah dan swasta. Oleh karena itu, ISO mampu bertindak sebagai organisasi yang menjembatani dimana konsensus dapat diperoleh pada pemecahan masalah yang mempertemukan kebutuhan bisnis dan kebutuhan masyarakat.
Proses sertifikasi untuk persyaratan Standar Sistem Manajemen Mutu, misalnya ISO 9001:2000, adalah diakui sebagai suatu upaya dan cara uji dari peningkatan kinerja dan produktifitas perusahaan dan juga sebagai pembanding terhadap hasil kerja dan pencapaian keunggulan bisnis. Yang dimaksud mutu disini adalah gambaran dan karakteristik konsumen atau pelanggan dari barang atau jasa yang menunjukan kemampuannya dalam memuaskan konsumen sesuai dengan kebutuhan yang di tentukan.
2.
PENGERTIAN
ISO 9000
Pengertian ISO 9000 merupakan suatu
seri dari standar-standar internasional untuk sistem kualitas, yang menspesifikasikan
persyaratan-persyaratan dan rekomendasi untuk desain dan untuk penilaian dari
suatu sistem manajemen dengan tujuan untuk menjamin bahwa pemasok (perusahaan)
akan menyerahkan barang dan / atau jasa yang memenuhi persyaratan yang telah
ditetapkan.
Pengertian tersebut selaras dengan
yang dikemukakan oleh Perry L. Johnson (1997: 6) bahwa “ISO 9000 is a series of
quality assurance standards that were created by the International Organization
for Standardization, based in Geneva, Switzerland. Artinya bahwa ISO 9000
merupakan serangkaian standar sistem kualitas yang diciptakan oleh Internatinal
Organization for Standardization yang berbasis di Jenewa, Swiss.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ISO 9000 merupakan suatu standar yang memegang peranan penting dalam bidang sistem mutu, khususnya yang membahas pengenda1ian langkah- langkah produksi atau pelayanan dalam lingkup produk atau jasa. Seperti halnya ISO, seri ISO 9000 juga mempunyai beberapa tujuan. M. N. Nasution (2001: 219) mengatakan bahwa tujuan utama dari ISO 9000 adalah sebagai berikut:
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa ISO 9000 merupakan suatu standar yang memegang peranan penting dalam bidang sistem mutu, khususnya yang membahas pengenda1ian langkah- langkah produksi atau pelayanan dalam lingkup produk atau jasa. Seperti halnya ISO, seri ISO 9000 juga mempunyai beberapa tujuan. M. N. Nasution (2001: 219) mengatakan bahwa tujuan utama dari ISO 9000 adalah sebagai berikut:
- Organisasi dapat mencapai dan mempertahankan kualitas produk atau jasa yang dihasilkan, sehingga secara berkesinambungan dapat memenuhi kebutuhan para pembeli.
- Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak manajemennya sendiri bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah dicapai dan dapat dipertahankan.
- Organisasi dapat memberikan keyakinan kepada pihak pembeli bahwa kualitas yang dimaksudkan itu telah atau akan dicapai dalam produk atau jasa yang dijual.
3.
PENGERTIAN
SISTEM MANAJEMEN PRODUKSI TQM
Mendefinisikan mutu / kualitas
memerlukan pandangan yang komprehensif. Ada beberapa elemen bahwa sesuatu
dikatakan berkualitas, yakni;
a.
Kualitas meliputi usaha memenuhi
atau melebihi harapan pelanggan
b.
Kualitas mencakup produk, jasa, manusia,
proses, dan lingkungan
c.
Kualitas merupakan kondisi yang selalu
berubah (apa yang dianggap berkualitas saat ini mungkin dianggap kurang
berkualitas pada saat yang lain).
d.
Kualitas merupakan suatu kondisi
dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan
yang memenuhi atau melebihi harapan.
Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan“(Kid Sadgrove, 1995).
Mutu terpadu atau disebut juga Total Quality Management (TQM) dapat didefinisikan dari tiga kata yang dimilikinya yaitu: Total (keseluruhan), Quality (kualitas, derajat/tingkat keunggulan barang atau jasa), Management (tindakan, seni, cara menghendel, pengendalian, pengarahan). Dari ketiga kata yang dimilikinya, definisi TQM adalah: “sistem manajemen yang berorientasi pada kepuasan pelanggan (customer satisfaction) dengan kegiatan yang diupayakan benar sekali (right first time), melalui perbaikan berkesinambungan (continous improvement) dan memotivasi karyawan“(Kid Sadgrove, 1995).
4.
PENGERTIAN
STANDAR MANAJEMEN KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA
Pengertian (Definisi) Sistem
Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) secara umum merujuk pada 2 (dua)
sumber, yaitu Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja dan pada Standar OHSAS 18001:2007 Occupational Health and
Safety Management Systems.
Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ialah bagian dari sistem secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung-jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
Sedangkan Pengertian (Definisi) Sistem Manajemen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut standar OHSAS 18001:200 7 ialah bagian dari sebuah sistem manajemen organisasi (perusahaan) yang digunakan untuk mengembangkan dan menerapkan Kebijakan K3 dan mengelola resiko K3 organisasi (perusahaan) tersebut. Elemen-Elemen Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja bisa beragam tergantung dari sumber (standar) dan aturan yang kita gunakan. Secara umum, Standar Sistem Manajemen Keselamatan Kerja yang sering (umum) dijadikan
rujukan ialah Standar OHSAS 18001:2007, ILO-OSH:2001 dan Permenaker No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5.
OHSAS
18000 Mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Standar OHSAS 18000 merupakan
spesifikasi dari sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja internasional
untuk membantu organisasi mengendalikan resiko terhadap kesehatan dan
keselamatan pekerjanya. dalam perusahaan harus memiliki standar OHSAS 18000,
hal ini penting bagi keselamatan kerja di perusahaan sehingga akan menghasilkan
produksi yang berjalan lancar dan berdampak baik bagi karyawan untuk mencegah
atau memperkecil tingkat kecelakaan.
Apabila perusahaan tersebut bergerak
di bidang industri yang memproduksi suatu barang dengan menggunakan alat-alat
berat yang paling diutamakan adalah kesehatan dan keselamatan karyawan dalam
bertugas, sehingga perusahaan harus memperhatikan kebutuhan fisik terhadap
karyawan, seperti memberi makan kepada karyawan pada waktu jam makan &
istirahat yang cukup umtuk menjaga kesehatan karyawan. begitu juga dibutuhkan
keselamatan kerja dalam bertugas, oleh karena itu perusahaan membuat
aturan/prosedur untuk diterapkan pada karyawannya. bagi keselamatan karyawan
harus lah menggunakan pakaian yang aman atau pelindung diri menurut aturan
perusahaan sehingga memperkecil tingkat kecelakan.
dengan adanya OHSAS 18000 perusahaan pun akan berjalan dengan baik karena kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan sangat diperhatikan dan menguntungkan bagi perusahaan dalam meningkatkan hasil produksi, dalam hal ini berdampak positif sehingga saling menguntungkan bagi perusahaan maupun karyawan.
dengan adanya OHSAS 18000 perusahaan pun akan berjalan dengan baik karena kesehatan dan keselamatan kerja bagi karyawan sangat diperhatikan dan menguntungkan bagi perusahaan dalam meningkatkan hasil produksi, dalam hal ini berdampak positif sehingga saling menguntungkan bagi perusahaan maupun karyawan.
6.
PENGERTIAN
STANDAR MANAJEMEN LINGKUNGAN
Sistem manajemen lingkungan
merupakan program yang harus diterapkan oleh setiap pemilik usaha atau
perusahaan dalam bidang apapun sebagai
jaminan bahwa usaha yang dijalankan tidak akan mendatangkan potensi merusak bagi lingkungan dalam operasinya. Agar setiap perusahaan atau usaha memiliki standar yang sama dalam hal menjalankan sistem operasional dengan standar ramah lingkungan, sistem manajemen lingkungan yang diterapkan masing-masing perusahaan harus berdasarkan standar resmi internasional yaitu ISO 14001. Standar ini wajib dituruti oleh berbagai perusahaan serta bidang usaha di seluruh dunia dalam hal operasi standar mereka dan yang melanggar akan menghadapi sanksi formal. Pemberlakuan prinsip-prinsip ISO 14001 berdasar pada pengertian lingkungan sebagai area di sekeliling wilayah operasi perusahaan atau organisasi yang mencakup berbagai faktor seperti air, tanah, udara, habitat makhluk hidup serta masyarakat sekitar. Penerapan prinsip-prinsip manajemen lingkungan secara optimal harus mencakup semua area ini bila ingin dianggap sebagai perusahaan yang terpercaya dan beretika.
Penerapan sistem manajemen lingkungan yang utuh dan menyeluruh bukan hanya merupakan kewajiban sebuah perusahaan melainkan juga sebuah langkah investasi yang bagus dan berjangka panjang.
jaminan bahwa usaha yang dijalankan tidak akan mendatangkan potensi merusak bagi lingkungan dalam operasinya. Agar setiap perusahaan atau usaha memiliki standar yang sama dalam hal menjalankan sistem operasional dengan standar ramah lingkungan, sistem manajemen lingkungan yang diterapkan masing-masing perusahaan harus berdasarkan standar resmi internasional yaitu ISO 14001. Standar ini wajib dituruti oleh berbagai perusahaan serta bidang usaha di seluruh dunia dalam hal operasi standar mereka dan yang melanggar akan menghadapi sanksi formal. Pemberlakuan prinsip-prinsip ISO 14001 berdasar pada pengertian lingkungan sebagai area di sekeliling wilayah operasi perusahaan atau organisasi yang mencakup berbagai faktor seperti air, tanah, udara, habitat makhluk hidup serta masyarakat sekitar. Penerapan prinsip-prinsip manajemen lingkungan secara optimal harus mencakup semua area ini bila ingin dianggap sebagai perusahaan yang terpercaya dan beretika.
Penerapan sistem manajemen lingkungan yang utuh dan menyeluruh bukan hanya merupakan kewajiban sebuah perusahaan melainkan juga sebuah langkah investasi yang bagus dan berjangka panjang.
7.
PENGERTIAN
ISO 14000
ISO 14000 adalah standar
internasional tentang sistem manejemen lingkungan (Rothery, 1995) yang sangat
penting untuk di ketahui dan di laksanakan oleh seluruh sektor industri.
Mengapa di katakana sangat penting? Itu sangat jelas sekali bahwa segala
aktivitas di semua sektor industri kecil, besar akan berpemgaruh pada
lingkungan yang akan sangat berpengaruh bagi makluk hidup di sekitarnya, bukan
hanya kita sebagai mausia, tetapi hewan dan tumbuhan akan juga mendapatkan
dampaknya. Untuk lebih jelasnya berikut adalah penjelasan tentang ISO 14000,
ISO 9000 dan ISO 14000 telah diimplementasikan oleh 610000 organisasi di 160
negara. ISO 9000 telah menjadi referensi internasional untuk keperluan
manajemen kualitas dan ISO 14000 untuk manajemen lingkungan.
Pokok besar standar ISO sangat
spesifik pada hasil, bahan, dan proses. Reputasi ISO 9000 dan 14000 dikenal
sebagai ”standar sistem manajemen umum”. Umum disini maksudnya adalah standar
yang sama dapat diaplikasikan pada organisasi apapun, besar atau kecil, apapun
produk yang dihasilkannya. Sistem manajemen berarti struktur organisasi untuk
mengatur prosesnya, atau aktifitasnya, untuk mengubah input sumber daya alam
menjadi barang atau jasa yang mempertemukan tujuan organisasi, seperti kualitas
kepuasan konsumen, mematuhi aturan, dan tujuan lingkungan.
Sumber :
http://andriblogg99.blogspot.co.id/p/standar-standar-teknik.html
https://bunkslamet.wordpress.com/2011/05/17/standard-teknik/
http://andi-granderist.blogspot.co.id/2015/01/tugas-softskill-etika-profesi-standar.html
http://ajank-sifajar.blogspot.co.id/2011/02/oshas-18000-mengenai-keselamatan-dan.html
Sumber :
http://andriblogg99.blogspot.co.id/p/standar-standar-teknik.html
https://bunkslamet.wordpress.com/2011/05/17/standard-teknik/
http://andi-granderist.blogspot.co.id/2015/01/tugas-softskill-etika-profesi-standar.html
http://ajank-sifajar.blogspot.co.id/2011/02/oshas-18000-mengenai-keselamatan-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar